Senin, 03 Agustus 2015

Kepulauan Babar - Tepa Maluku Barat Daya

Setelah melalui perjalanan dari Pulau Yamdena, Saumlaki keesokan pagi Pukul 10.00 WIT saya turun dari KM Pangrango menuju penginapan, setelah saya mencari informasi tentang penginapan, oleh penduduk sekitar saya disarankan untuk menginap di salah satu rumah penduduk dengan lokasi rumah sangat dekat dengan Dermaga Pelabuhan Tepa dan tepat di depan rumah tersebut sudah ada Bank BRI. Dengan tarif 75 ribu per hari per kepala dengan kapasitas kamar 2 orang, saya menilai cukup nyaman lah rumah tersebut untuk sekedar kita melepas lelah.



Pulau Babar/ memiliki Kota Kecamatan yaitu Kecamatan Tepa merupakan pulau "kecil" yang dikelilingi juga oleh2 pulau-pulau yang lebih kecil diantaranya Pulau Dawer, Pulau Dawerlor, Pulau Dai, Pulau Wetan dan Pulau Marsela. Tujuan saya disini adalah menyelesaikan kewajiban dan urusan di Tepa kemudian Kampung Imroing, Kampung tela dan terakhir Kampung Masbuar.

Peta Kepulauan Babar


Pulau Babar dari atas KM Pangrango




















KM Pangrango sesaat setelah sandar di Dermaga Pelabuhan Tepa


Sesaat setelah turun dari KM Pangrango


Mas Lukman dan Mas Wanda


Welcome Pulau Tepa



Rumah Penduduk tempat kami menginap


Tiba di Tepa hari Minggu, perjalanan menuju tujuan kami saya rencanakan esok harinya. Pada hari Selasa, saya memulai perjalanan menuju Kampung tujuan saya. Dengan menggunakan armada sepeda motor yang sudah saya sewa dari penduduk, dengan tarif sewa per hari 500 ribu, perjalanan dari Tepa saya mulai dengan tujuan awal Desa Imroing kemudain Desa Tela dan terakhir di Kampung Masbuar kurang lebih 23 Km perjalanan kami tempuh menggunakan sepeda motor, sepanjang perjalanan, jalan yang kami lalui seperti jalan yang sudah pernah dibangun tapi tidak ada perawatan sehingga ditumbuhi dengan semak belukar lebat, bahkan jalan rintisan dari penduduk yang berupa jalan tanah dan seperti menembus semak belukar yang tajam karena ditumbuhi tanaman putri malu, belum lagi melewati sungai dengan lebar 30 Meter yang belum dibangun jembatan. Begitulah adanya, jarak 23 Km kami tempuh dengan waktu 1,5 hingga 2 jam mengingat infrastruktur yang masih parah.

Salah satu jalan yang harus kami lalui


Salah satu sungai "kecil" yang harus saya lewati
















                                                            Hutan di Pulau Babar



                                             Kurang lebih ada 3 sungai tanpa jembatan yang harus dilewati
















Saat berpapasan dengan motor lain, salah satu harus mengalah untuk memberikan kesempatan pada pengendara yang lain untuk berjalan



Jalan rintisan yang ditumbuhi semak belukar


                                                                   Sesampainya di Desa Tela



DesaTela
















Masuk desa Imroing


Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

13 komentar

  1. Bang Iksan,
    Maaf mau tanya. Apakah di Pulau Babar ada museum, atau senenis museum yang menyimpan artefak asli kepulauan tersebut.
    Mohon informasinya ya.

    Salam,
    Redy (Museum Anak Kolong Tangga)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Pak Redy
      Setahu saya belum ada museum di Puau Babar yang khusus menyimpan artefak asli Kepulauan tersebut. Mungkin kalau di tempat rumah Kepala Desa, atau Petinggi adat atau juga Petinggi Pemuka Agama setempat bisa dijumpai artefak tersebut.
      Salam..

      Hapus
  2. wahh jadi pingin pulang kampung lagi ke tepa terutama ke tela :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. harus donk.. nona Jessica sekarang tinggal dimana..jalan raya di Tepa sekarang sudah mantab,sudah hampir terhubung Tepa-Tela-Imroing-Lawawang sampai dengan Nuwewang..meninggalkan Tepa sejak tahun berapa

      Hapus
  3. Jadi kepengen pulang ke kampun alaman
    Ingin liat adik" dan Mama, papa di tela

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bang Joe Tepa sudah maju sekarang, hampir semua jalan sudah mulai dibangun dan dihubungkan..saya yang orang Jawa saja kangen ingin kembali ke Tenggara Jauh :-D terutama di tepa sama marsela

      Hapus
  4. Ada foto2nya sekarang tidak, sy berencana ke sana.

    BalasHapus
  5. Kurang lebih 3 bulan lalu saya baru dari Tela kampung halaman saya, sudah cukup maju sekarang lebih rapih daripada tempat tinggal saya di Bekasi, cuma listrik saja yang hanya beroperasi 12 jam dari jam 18-06. Rindu bgt pulang ke Tela lagi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  6. Tepa yang sekarang sudah lebih maju....

    BalasHapus
  7. Penginapan yang bukan rumah warga, apakah ada ?

    BalasHapus
  8. Assalamualaikum kaka, saya membaca blog kaka teatang tefa, keetu;an saya sedang butuh informasi tetang desa tepa, bolehkah saya diberikan kontak pemrintah desa tepa bang

    BalasHapus

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Mochammad Iksan
Designed by Blog Thiet Ke
Posts RSSComments RSS
Back to top